EkonomiRiauSosial BudayaWisata

Melalui Pemanfaatan Aset Lokal, Dosen Sosiologi UNRI Berdayakan Warga Desa Pulau Terluar Putri Sembilan

Dosen Sosiologi Universitas Riau Adakan Pengabdian di Desa Putri Sembilan Pulau Terluar Rupat Utara, Bengkalis.
Dosen Sosiologi Universitas Riau Adakan Pengabdian di Desa Putri Sembilan Pulau Terluar Rupat Utara, Bengkalis.

KABARCAKRAWALA.COM, Bengkalis – Pelestarian ekosistem mangrove sebagai upaya untuk melindungi, memulihkan, dan menjaga keseimbangan lingkungan ekosistem mangrove menjadi hal yang menjadi fokus bersama untuk terus dilestarikan. Desa Putri Sembilan yang terletak di Kecamatan Rupat Utara, yang juga merupakan salah satu pulau kecil terluar di Indonesia, saat ini terus menggencarkan aksi pelestarian ekosistem mangrove. Total luas mangrove di desa ini mencapai 307 hektar. Umumnya, mangrove berfungsi sebagai pelindung kawasan pesisir dari ancaman abrasi.

Dosen Sosiologi Universitas Riau melalui kegiatan Pengabdian yang didanai oleh PNBP FISIP bekerja sama dengan Pemerintah Bengkalis berupaya untuk menambah fungsi mangrove selain untuk pelindung pesisir yaitu fungsi ekonomis.

Upaya ini dilakukan dengan memberdayakan masyarakat Desa Putri Sembilan dengan Model ABCD (Assesment Based Community Development), yaitu pemberdayaan masyarakat yang mengacu pada aset/potensi lokal.

Kegiatan pengabdian ini dilakukan oleh Kelompok Jabatan Fungsional Dosen Sosiologi yang diketuai oleh Drs Yoskar Kadarisman MSi, Dr Nurhamlin MS, Rina Susanti S Sos MSi, dan Drs Jonyanis MSi sebagai anggota. Serta melibatkan dua mahasiswa akhir jurusan Sosiologi, yaitu Indra Arya Putra dan Oni Andriani Putri.

Kegiatan pengabdian diawali dengan pengidentifikasi potensi lima asset penghidupan Masyarakat desa Putri Sembilan. Aset yang dominan dan unggul selanjutnya dilakukan pengembangan dan pelatihan.

Dipilihlah inovasi olahan hasil hutan bukan kayu dari ekosistem mangrove yaitu buah Pedada (Soneratia Sp.) atau oleh masyarakat setempat dikenal dengan Kedabu menjadi produk makanan yang memiliki nilai ekonomis berupa dodol, sirup, hingga selai.

Selain ketersediaan buah kedabu yang melimpah, faktor lain yang menjadi pertimbangan tim untuk menghadirkan inovasi dari buah kedabu adalah kandungan gizi dan vitamin yang baik. Setiap 100 gram Pedada segar mengandung 56 mg vitamin atau setara dengan kandungan dalam satu buah jeruk, 77% karbohidrat dan 9% protein.

Kegiatan dilaksanakan selama 4 hari dari tanggal 13 Agustus 2023, puncaknya pada hari Rabu, 16 Agustus 2023 dilaksanakan pelatihan pengolahan buah Kedabu bersama kelompok Perempuan dan Kelompok Konservasi Lingkungan Pesisir Putri Sembilan, jumlah peserta 23 orang.

Ketua Pengabdian, Yoskar Kadarisman berharap pelatihan yang diberikan kiranya bisa dilanjutkan oleh masyarakat Desa Putri Sembilan.

“Harapan kami, ini bukan sekedar pelatihan yang berupa formalitas saja. Tetapi kami sangat berharap masyarakat Desa Putri Sembilan bisa mengaplikasikan produksi olahan buah kedabu sehingga mampu meningkatkan taraf perekonomian. Karena kita tahu masih banyak Masyarakat desa yang tidak mengenali buah kedabu. Dengan adanya pelatihan pembuatan dodol, selai, sirup kedabu ini masyarakat disini bisa memperkenalkan aset alam desa kepada orang luar,” pungkasnya.

Kegiatan pelatihan inovasi produk olahan buah kedabu mendapat respon positif dari masyarakat Desa Putri Sembilan, terlebih bagi kelompok perempuan yang berperan sebagai pelaku UMKM, Ibu Sumiatun salah satunya.

“Saya sebagai pelaku UMKM disini senang betul ade tim dari UNRI datang, apalagi ngasih pelatihan gini. Sebab, saya pernah pergi ke salah satu desa di Kabupaten Bengkalis, mereka ada membuat olahan dari mangrove juga tapi bukan dodol, jadi saya juga pengen tahu bagaimana cara membuatnya,”.

Rasa keingintahuan yang besar dari Ibu Sumiatun serta peserta lain ini terbukti saat proses pelatihan. Mereka sangat antusias bahkan turut andil dalam proses pembuatan dodol, sirup, juga selai.

Diakhir kegiatan, hasil olahan buah kedabu dikemas dan dibagikan kepada seluruh peserta pelatihan guna meyakinkan bahwa buah kedabu benar-benar memiliki nilai jual yang tinggi yang mampu meningkatkan UMKM dengan tetap memanfaatkan sumber daya yang ada.

Exit mobile version