BeritaNasionalPapua Barat DayaSosial Budaya

Raja Ampat Surga Dunia di Ujung Papua Barat

Raja Ampat
Raja Ampat

Perkembangan pariwisata di Papua menunjukkan tren positif, dengan peningkatan Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang dan jumlah tamu yang menginap, meskipun ada fluktuasi. Papua memiliki potensi besar dalam pariwisata alam, budaya, dan bahari, seperti Raja Ampat dan Teluk Cenderawasih, yang menarik minat wisatawan domestik maupun mancanegara. Menurut Rendi (Akademisi/Wiraswasta) Pemerintah pusat di era Jokowi dinilai telah menggenjot pembangunan Papua secara signifikan, termasuk akses jalan, pasar, dan distribusi BBM satu harga. Namun, kesenjangan masih terlihat, terutama di wilayah pedalaman. Dalam konteks tambang di Raja Ampat, infrastruktur dasar yang belum merata juga menjadi alasan utama penolakan, karena warga lebih melihat risiko daripada manfaat langsung.

Raja Ampat, terletak di provinsi Papua Barat Daya, Indonesia, adalah salah satu destinasi wisata yang paling menakjubkan di dunia. Terdiri dari 610 pulau, Raja Ampat memiliki keindahan alam yang menakjubkan, termasuk pantai pasir putih, terumbu karang yang subur, dan kehidupan laut yang sangat beragam. Namun, di balik keindahan tersebut, terdapat berbagai risiko lingkungan yang perlu diperhatikan oleh wisatawan dan pengelola pariwisata.Raja Ampat menawarkan kombinasi keindahan alam bawah laut dan daratan yang luar biasa, serta kekayaan budaya lokal yang unik. Keindahan ini menjadikannya surga tersembunyi yang layak untuk dikunjungi.

Pemerintah perlu mengembangkan potensi lain seperti pariwisata, hotel, dan resort. Papua, khususnya Raja Ampat, sudah dikenal dunia sebagai salah satu kawasan ekowisata terbaik. Kehadiran tambang nikel justru dianggap bertentangan dengan nilai ekowisata yang selama ini dijaga masyarakat. Ini menunjukkan konflik antara paradigma ekstraksi vs pelestarian ungkap Rendi. Selain itu, menurutnya pendekatan pemerintah terhadap isu lingkungan sudah mulai membaik, namun harus dibarengi dengan sosialisasi aktif. Dalam kasus Raja Ampat, warga lokal menolak tambang karena khawatir terhadap kerusakan hutan, laut, dan terumbu karang yang menjadi jantung ekosistem dunia. Ini juga menjadi ujian bagi pemerintah dalam menyeimbangkan pembangunan dan pelestarian.

Perkembangan pariwisata di Raja Ampat saat ini sedang pesat, ditandai dengan peningkatan jumlah pengunjung dan perhatian dari berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat dan internasional. Namun, perkembangan ini juga membawa tantangan terkait kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat lokal, sehingga diperlukan upaya berkelanjutan untuk menjaga keseimbangan antara pengembangan pariwisata dan pelestarian alam.

Exit mobile version