BengkuluPendidikanSosial Budaya

Jadi Korban Bullying, Siswi SMA Negeri di Bengkulu Takut Masuk Sekolah

KABARCAKRAWALA.COM, Bengkulu – Perundungan (Bullying) siswi SMA Negeri di Bengkulu yang diduga dilakukan 4 oknum guru dan 9 pelajar rupanya sudah berlangsung 2 tahun.

HMS Orangtua korban, mengatakan, akibat perundungan ini, anaknya kini takut pergi ke sekolah dan bertemu teman-temannya. Pasalnya perundungan yang dialami oleh korban bukan hanya sekali terjadi, namun sudah berkali-kali, bahkan sejak korban masih duduk di bangku kelas X SMA.

Pelajar yang melakukan perundungan diduga 9 orang. Mereka tidak merundung secara fisik. Namun mereka sering mengata-ngatai korban dengan kata-kata kurang pantas.

Sedangkan 4 oknum guru, memfitnah korban. Mereka mengatakan, korban mendapatkan juara di kelas bukan karena kepintarannya. Melainkan karena orangtua korban memberi sejumlah uang kepada wali kelas, maupun guru mata pelajaran yang memberi nilai.

Ternyata hal tersebut sempat didengar korban dan membuatnya semakin tertekan.

“Selain itu ada beberapa guru yang bilang anak saya sakit mental atau psikisnya,” kata Orangtua Korban.

Akibat perundungan ini, orangtua korban mendatangi sekolah untuk meminta pertanggungjawaban pihak sekolah atas apa yang terjadi pada anaknya. Orangtua korban juga meminta sekolah meminta maaf serta menindak para pelaku perundungan selama 2 tahun terakhir.

Kepala SMA Negeri 9 Kota Bengkulu, Basuki Dwiyanto mengakui bahwa benar ada peristiwa perundungan salah satu muridnya. Sebagai tindak lanjut, hari ini dirinya sudah memfasilitasi pertemuan antara orangtua korban dan oknum guru maupun oknum pelajar pelaku perundungan.

“Hari ini kita sudah fasilitasi, kita pertemukan antara siswa maupun guru yang diduga melakukan perundungan, yang disampaikan keluarga korban, dan diakhiri dengan permintaan maaf,” kata Basuki.

Atas kejadian tersebut, secara kelembagaan pihaknya pasti sangat menghindari adanya perundungan. Namun hal tersebut tugas yang berat apalagi para pelajar juga bukan hanya dididik di sekolah, namun juga di lingkungan tempat tinggalnya.

“Tapi secara kelembagaan kita tidak menginginkan ini terjadi. Anak kita ini butuh bimbingan, bukan hanya mengajar tapi dididik juga. Namun namanya manusia mungkin dia memiliki keinginan yang baik, namun penyampaiannya yang nggak pas,” ungkap Basuki.

Siswi tersebut ternyata menderita penyakit autoimun. Korban merupakan pasien di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) sejak tahun 2021. Karena korban diketahui menderita penyakit autoimun, dan bahkan saat ini masih mengkonsumsi obat secara rutin.

Bahkan akibat dampak dari penyakit tersebut korban sudah beberapa kali dirawat di rumah sakit. Bahkan belum lama ini korban sempat dirawat di Rumah Sakit Tiara Sella 1 minggu lebih.

“Padahal anak saya adalah pasien di RSCM sejak 2021 dan masih konsumsi obat rutin sampai saat ini, karena menderita autoimun. Bayangkan, anak yang sakit malah dirundung, ini pelajaran bagi kita semua, saya sudah tahan anak saya sejak kelas X dirundung, jadi jangan sampai ada korban lainnya,” kata Hermika.

Pihak sekolah tidak memberi sanksi terhadap 4 orang oknum guru dan 9 pelajar tersebut. Usai kedatangan orangtua korban, sekolah hanya memfasilitasi orangtua korban bertemu dengan oknum guru dan pelajar yang diduga melakukan perundungan.

Exit mobile version