KABARCAKRAWALA.COM, Bukittinggi – Wali Kota Bukittinggi, Erman Safar, telah mengeluarkan anjuran kepada guru-guru di seluruh SD dan SMP, baik negeri maupun swasta, agar tidak memberikan tugas tambahan kepada siswa di akhir pekan. Langkah ini diambil dalam rangka mendukung Program Sekolah Lima Hari yang akan diterapkan mulai Senin, 4 September 2023.
Erman Safar mengungkapkan bahwa program Sekolah Lima Hari ini bertujuan memberikan lebih banyak waktu bagi siswa untuk bersama orangtua mereka. Tujuannya adalah untuk memperkuat karakter peserta didik, meningkatkan hubungan orangtua-anak, serta meningkatkan pendidikan keluarga di rumah.
Jadwal belajar untuk seluruh sekolah telah diatur, dimulai dari pukul 07.30 WIB hingga maksimal selesai pada pukul 12.10 WIB untuk siswa SD kelas satu dan dua. Siswa SD kelas tiga memiliki jadwal hingga maksimal pukul 13.20 WIB, sedangkan siswa SD kelas empat, lima, dan enam dapat berakhir paling lambat pada pukul 13.55.
Untuk tingkat SMP, jadwal pelajaran diperpanjang hingga pukul 14.50 WIB, sambil memberikan waktu istirahat, makan, dan ibadah dari pukul 12.10 WIB hingga 12.50 WIB.
Hasil evaluasi di akhir tahun akan menentukan jumlah total jam wajib belajar siswa, dengan SD kelas satu dan dua sebanyak 33 jam, kelas tiga sebanyak 38 jam, dan kelas empat, lima, dan enam sebanyak 42 jam setiap minggu. Sementara siswa SMP diwajibkan belajar sebanyak 41 jam setiap minggu.
Erman Safar menyatakan bahwa sekitar 86 persen wali murid setuju dengan program ini, yang bertujuan untuk melaksanakan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah dan meningkatkan interaksi antara orang tua dan anak dalam pendidikan keluarga.
“Meskipun jadwal aktif belajar lima hari ini sudah mulai diterapkan, jadwal mengaji di seluruh Madrasah atau Taman Pendidikan Al Quran tetap dilaksanakan, tidak akan terganggu” lanjutnya.
Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bukittinggi, Jeki, menekankan bahwa program ini akan memaksimalkan peran orangtua dalam membentuk karakter anak-anak.
Program sekolah lima hari juga mendapat dukungan dari warga setempat yang merasa bahwa anak-anak mereka terlalu banyak mendapat beban pelajaran di sekolah. Mereka menyambut baik langkah Wali Kota untuk memberikan lebih banyak waktu bersama orangtua guna membentuk karakter anak-anak dengan lebih baik.
“Saran Wali Kota sudah baik, agar jangan hanya karena anak diberikan waktu libur tambahan di hari Sabtu, malah dibebankan lagi dengan tugas pekerjaan rumah yang berjibun, sama saja tidak ada waktu dengan orangtua untuk membentuk karakternya,” kata seorang warga, Nurhayati.