BENGKULU, 16 Agustus 2023, Masyarakat Bengkulu peduli lingkungan menggelar aksi penyampaian aspirasi terkait perubahan penggunaan energi fossil menjadi energi yang lebih ramah lingkungan. Aksi dengan tema “Energi Bersih Merdeka” diikuti oleh berbagai perwakilan elemen masyarakat seperti Organisasi Masyarakat, Perwakilan Komunitas Nelayan, Perwakilan Komunitas Petani, Komunitas Perempuan Tolak Tambang, Mahasiswa serta Siswa sekolah SMA.
Kanopi Hijau Indonesia perwakilan Bengkulu sebagai koordinator aksi ini menyampaikan bahwa aksi ini digelar sebagai momentum dalam rangka memperingati HUT RI ke 78. Perwakilan Kanopi Hijau Indonesia di Bengkulu, Cimbio Lavas Ketaren dalam keterangannya mengatakan bahwa dirinya beserta orator yang lain menuntut untuk menutup 33 perusahaan yang tidak memiliki ijin HGU salah satunya yakni PT Bimas Raya Sawitindo atau PT BRS yang terbukti tidak memiliki ijin HGU. Dalam tuntutan lainnya, Cimbio juga menekankan bahwa dirinya berserta demonstran lain menolak tambang pasir besi di Seluma yang membuat resah masyarakat sekitar.
“Energi fossil yaitu batu bara bukan eranya lagi untuk sekarang. Oleh karena itu kita menyuarakan bahwasanya kita punya sumber energi bersih yang bisa dimanfaatkan untuk sumber listrik, penerangan dan itu lebih relevan”, kata Cimbio
Aksi ini diisi dengan beberapa rangkaian antara lain penyampaian aspirasi dari perwakilan masyarakat, perwakilan mahasiswa dan organisasi masyarakat. Aksi akustik dan pembacaan puisi setelah itu massa akan menandatangani surat pernyataan sikap yang akan disampaikan kepada Presiden RI Joko Widodo.
Dalam aksi ini, beberapa tuntutan disampaikan oleh perwakilan dari Forum Airpali Menggugat, Ibu Eka, yang juga menegaskan jika keberadaan PT Bimas Raya Sawitindo (BRS) untuk segera ditutup. Beliau juga merupakan perwakilan istri-istri dari para suami yang saat ini masih di penjara akibat tuntutan dari PT BRS. Ibu Eka juga menuntut agar PT BRS mengembalikan tanah yang telah dijual dengan harga yang relatif murah atau pemerintah tidak lagi membeli tanah dari Proyek Nasional Strategis dengan harga yang relatif murah serta merugikan masyarakat sekitar.
Ibu Zemi merupakan aktivis lingkungan yang selama ini menolak keberadaan tambang batu bara yang telah dinilai telah mengeruk tanah tanpa pengelolaan dan prosedur yang benar, seperti yang terjadi di Tambang Pasir Besi di Seluma. Ibu Zemi menginginkan agar aktivis tidak dikriminalisasi karena menyuarakan pendapatnya.
Dalam aksi tersebut juga hadir perwakilan dari beberapa mahasiswa di Kota Bengkulu, Saudara Aan, mahasiswa Universitas Bengkulu, yang menyampaikan orasinya dalam bentuk puisi. Leksa merupakan perwakilan dari SMAN 1 Kota Bengkulu yang membacakan tulisan orasi berisi tuntutan yang sama atas penolakan tambang batu bara dan perusahaan sawit yang tidak memenuhi syarat.
Herianto, Perwakilan Persatuan Nelayan di Pulau Baai juga menambahkan jika Energi Bebas Merdeka merupakan program aktivis lingkungan yang menuntut Pemerintah agar lebih peduli dengan masyarakat dan tidak berpihak kepada beberapa Perusahaan yang telah merugikan banyak pihak terutama masyarakat sekitar. Dalam wawancara pribadi, beliau menyampaikan agar pemerintah lebih memperhatikan penggunaan Bahan Bakar Alami yang bukan terbuat dari fosil seperti penggunaan cahaya matahari maupun biogas yang tidak membahayakan lingkungan sekitar. Beliau berharap jika Pemerintah dapat memberlakukan Zero Waste, pemilahan sampah dan penggunaan energi dari limbah sampah. Untuk itu, perlu dilakukan beberapa sosialisasi agar masyarakat Bengkulu sadar akan pentingnya kebersihan lingkungan maupun laut, agar anak cucu dapat juga menikmatinya di masa depan.