Aktivis Mahasiswa Kepulauan Riau, Alexander Manurung, secara tegas menyoroti lemahnya pengawasan yang dilakukan oleh Pertamina Patra Niaga Kota Batam dalam mengontrol peredaran solar di wilayah tersebut. Ia menilai bahwa Pertamina Patra Niaga telah gagal menjalankan fungsinya sebagai badan usaha yang diberi mandat untuk memastikan distribusi BBM bersubsidi berjalan tepat sasaran dan bebas dari praktik ilegal.
Alexander mengungkapkan bahwa hingga kini, praktik penimbunan solar secara ilegal masih marak terjadi, bahkan dilakukan secara terang-terangan oleh oknum mafia solar yang terus mencari celah dalam lemahnya sistem pengawasan. Hal ini menjadi alarm keras atas kelalaian yang tidak bisa lagi ditoleransi.
“Kami melihat dengan mata kepala sendiri, bagaimana peredaran solar ilegal di Batam seakan tidak tersentuh. Inibukti nyata bahwa Pertamina Patra Niaga Kota Batam tidak serius dalam melakukan pengawasan. Jika mereka tidak mampu menjalankan tugas, maka lebih baik mundur!” tegas Alexander Manurung, Koordinator Daerah BEM SI Kepulauan Riau.
Ia juga menambahkan bahwa keberadaan mafia solar bukan hanya merugikan negara dari sisi keuangan, tetapi juga menghancurkan kepercayaan publik terhadap institusi negara yang diberi amanah untuk mengelola energi nasional.
“Ada yang salah dengan sistem pengawasan Pertamina Patra Niaga Kota Batam. Mereka seolah menutup mata, atau bahkan mungkin sudah terkooptasi. Kami mendesak audit menyeluruh terhadap jalur distribusi solar dan siapa saja yang terlibat dalam permainan kotor ini.”
Menurutnya, lemahnya kontrol membuka ruang bagi praktik penimbunan yang berdampak langsung terhadap kelangkaan solar bagi masyarakat yang benar-benar berhak, seperti nelayan dan pelaku UMKM. Keadaan ini mencerminkan sebuah kegagalan tata kelola distribusi energi di daerah perbatasan yang strategis seperti Kota Batam.
Alexander juga menyerukan agar aparat penegak hukum, termasuk Kejaksaan dan Kepolisian, turun tangan secara serius dan transparan dalam membongkar jejaring mafia solar yang terindikasi dilindungi oleh oknum tertentu.
“Jika aparat dan Pertamina Patra Niaga tetap diam, kami tidak akan segan untuk menggelar aksi besar-besaran sebagai bentuk perlawanan terhadap pembiaran praktik ilegal yang sudah berlangsung bertahun-tahun,” tegas Alexander.
Sebagai penutup, Alexander Manurung meminta Presiden RI dan Menteri BUMN untuk mengevaluasi kinerja Pertamina Patra Niaga di daerah, khususnya di Kota Batam. Ia menegaskan bahwa jika praktik ini tidak dihentikan sekarang, maka Indonesia akan terus dirugikan oleh aktor-aktor gelap yang merampok energi rakyat secara sistematis.