KENDARI – Dalam rangka mengantisipasi potensi bencana akibat perubahan cuaca ekstrem, Forkopimda Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar Apel Kesiapsiagaan Tanggap Bencana tahun 2025. Kegiatan ini dilaksanakan di Lapangan Eks MTQ, Kota Kendari, dan dipimpin langsung oleh Kapolda Sultra, Irjen. Pol. Didik Agung Widjanarko, S.I.K., M.H.
Apel ini diikuti oleh sekitar 700 personel gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, Tagana, Basarnas, dan seluruh stakeholder terkait penanggulangan bencana.
Pengecekan Kesiapan dan Antisipasi Puncak Musim Hujan
Dalam amanatnya sebagai Inspektur Upacara, Irjen Pol Didik Agung Widjanarko menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan utama untuk melakukan pengecekan terhadap kesiapan personel, sarana, dan prasarana dalam upaya penanggulangan bencana secara cepat, tepat, dan terkoordinasi.
Kapolda menyoroti data meteorologis yang menunjukkan bahwa saat ini sekitar 43,8 persen wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan, dengan puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada bulan November 2025 hingga Januari 2026.
“Kondisi tersebut menuntut peningkatan kewaspadaan serta kesiapsiagaan seluruh unsur dalam menghadapi potensi bencana yang dapat terjadi akibat perubahan cuaca ekstrem,” ujar Kapolda.
Ia berharap, apel ini dapat memastikan seluruh personel dan sarana pendukung berada dalam kondisi siap operasional sehingga respons terhadap kejadian bencana dapat dilakukan secara efektif dan efisien.
Frekuensi Bencana yang Tinggi Menuntut Respon Cepat
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang disampaikan Kapolda Sultra, hingga bulan November tahun 2025 telah tercatat sebanyak 2.606 kejadian bencana alam di berbagai wilayah Indonesia.
“Data tersebut menunjukkan bahwa frekuensi kejadian bencana masih tergolong tinggi dan memerlukan peningkatan kesiapan serta kemampuan respon cepat dari seluruh unsur terkait,” tambahnya.
Sinergi sebagai Kunci Utama Penanggulangan
Untuk menyikapi kondisi ini, Kapolda Sultra menekankan pentingnya sinergitas dan koordinasi yang kuat antara pemerintah daerah, TNI–POLRI, Basarnas, BNPB, serta seluruh elemen masyarakat.
Menurutnya, sinergi dan kecepatan respon menjadi kunci utama dalam keberhasilan penanggulangan bencana untuk mempercepat penanganan darurat dan menekan angka korban jiwa maupun kerugian material.
Kapolda Sultra berharap, melalui kerja sama yang terintegrasi, seluruh pihak dapat membangun sistem penanggulangan bencana yang tangguh, responsif, dan berkelanjutan, demi melindungi masyarakat serta menjaga keberlangsungan kehidupan sosial dan ekonomi di daerah terdampak.










