Jakarta – Angkatan Darat Niger dilansir dari CNN menyatakan dukungannya terhadap kelompok prajurit elit yang memimpin kudeta melawan Presiden Mohamed Bazoum. Para pemimpin kudeta, yang merupakan anggota pengawal presiden, menahan Bazoum di istananya pada hari Rabu.
Pada hari Kamis, Komando Angkatan Darat Niger menyatakan bahwa dukungan mereka terhadap pengambilalihan pemerintahan Presiden Mohamed Bazoum dilakukan dengan tujuan mencegah pertumpahan darah dan menjaga kesejahteraan penduduk.
Niger, sebuah negara di Afrika Barat, terletak di wilayah Sahel yang menjadi pusat perhatian karena sering mengalami krisis keamanan dan kudeta. Kawasan Sahel telah menjadi panggung berbagai upaya pengambilalihan kekuasaan dalam beberapa tahun terakhir, termasuk di negara-negara tetangga seperti Mali dan Burkina Faso.
Presiden Bazoum dilaporkan ditahan oleh anggota pengawal presiden pada hari Rabu. Sebuah pernyataan video dari anggota militer yang mengenakan seragam kemudian menegaskan bahwa mereka mengendalikan negara.
Dalam pernyataan militer pada hari Kamis, juga ditegaskan agar tidak ada intervensi militer asing, yang dikhawatirkan akan menimbulkan konsekuensi yang berbahaya dan tidak terkendali.
Saat ini, keberadaan presiden masih tidak diketahui, meskipun beberapa pemimpin dunia menyatakan telah berbicara dengan Bazoum dalam 24 jam terakhir. Moussa Faki Mahamat, Ketua Komisi Uni Afrika, melaporkan bahwa setelah berbicara dengan Bazoum, presiden tersebut “dalam keadaan yang baik-baik saja”. Selain itu, mediator dari Nigeria juga telah berada di Niger untuk melakukan pembicaraan dengan para pemberontak.
Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, juga menyatakan solidaritasnya setelah berbicara dengan Bazoum dan meminta agar presiden tersebut segera dibebaskan tanpa syarat.
Mohamed Bazoum menjadi presiden Niger pada tahun 2021 setelah terpilih dalam pemilihan presiden, yang menandai transfer kekuasaan yang demokratis di negara itu setelah sejarah yang gejolak dengan kudeta militer. Niger mencapai kemerdekaannya dari Prancis pada tahun 1960.