Kabupaten Mamasa yang berada di Provinsi Sulawesi Barat terkenal dengan keindahan panorama alamnya yang masih alami. Desa Tondok Bakaru merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Mamasa, Kabupaten Mamasa. Desa ini terletak tepat dibawah bawah kaki Gunung Mambulilling, salah satu gunung tertinggi di Sulawesi Barat dengan ketinggian 2.741 meter. Desa ini berjarak sekitar satu kilometer dari ibu kota Kabupaten Mamasa, dan merupakan desa terakhir sebelum memasuki Taman Nasional Gandang Dewata. Jumlah penduduk di Desa Tondok Bakaru mencapai 2.386 jiwa yang mayoritasnya merupakan petani. Dengan hamparan alamnya yang luas menjadikan desa ini memiliki potensi pariwisata yang cukup banyak.
- Wisata Tanaman Anggrek
Sejumlah pemuda di Desa Tondok Bakaru memulai budidaya tanaman anggrek andemik sejak tahun 2017. Hal tersebut mereka lakukan untuk mendorong perekonomian masyarakat di desa. Budidaya tanaman anggrek ini terus berkembang dari tahun ke tahun yang membuat semakin banyak warga di desa ini beralih pekerjaannya sebagai pembudidaya tanaman anggrek. Mereka juga memiliki sebuah komunitas pembudidaya anggrek yang diberi nama “Komunitas Tondok Bakaru Orchid” (KTO) pada tahun 2018. Hingga tahun 2022, jumlah anggota sudah mencapai 15 orang dan memiliki 10 kebun anggrek yang sekaligus menjadi tempat wisata edukasi untuk tanaman anggrek.
Selain kebun anggrek yang dimiliki oleh sejumlah warga desa, mereka juga sudah memiliki gedung laboratorium, kultur jaringan serta green house untuk pengembangan budidaya anggrek di Desa Tondok Baraku yang dibangun pada tahun 2020 memalui bantuan dari Bank Indonesia (BI) dan saat ini dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BumDes).
2. Wisata Sawah dan Anggrek (SAWO)
Obyek wisata ini secara mandiri dikelola oleh warga setempat yang menyajikan wisata sawah berpadu dengan tanaman anggrek dan sebagian lahan kosong dijadikan sebagai green house pembudidayaan tanaman anggrek. Obyek wisata ini menawarkan keindahan alam persawahan dan juga kebun anggrek yang ditata sedemikian rupa untuk menarik wisatawan. Obyek wisata ini juga menyediakan fasilitas seperti homestay, wi-fi, toilet, GH Tanaman Hias.
3. Obyek Wisata Citol Hill
Obyek wisata Citol Hill menawarkan panorama alam dengan pemandangan hamparan persawahan di bawah kaki gunung dan dikelilingi oleh perkampungan yang masih tradisional. Kawasan wisata ini sudah dilengkapi sejumlah spot foto menarik yang instragamable serta ditata dengan konsep kekinian. Selain itu, wisatawan dapat menikmati sunset yang berwarna merah keemasan. Pada pagi harinya, wisatawan dapat menikmati hamparan awan putih yang mengelilingi lereng-lereng pegunungan. Obyek wisata ini juga dapat menjadi wisata outdoor. Fasilitas yang tersedia disini antara lain homestay, dapur umum, lokasi camp, dan toilet.
4. Wisata Hutan Pinus “Bikut Lenong”
Tempat ini menyugukan keindahan kawasan hutan pinus seluas 2 ha dan dapat dijadikan sebagai wisata outdoor. Di lokasi ini terdapat 3 tingkatan deretan pohon pinus yang tertata rapi dan menjulang tinggi. Jalannya yang rindang dengan pemandangan alam yang hijau dapat memberikan suasana segar dan sejuk bagi para pengunjung. Kawasan ini dilengkapi dengan sejumlah spot foto menarik dan instagramable. Selain itu, dari puncak hutan pinus, pengunjung akan melihat pemandangan persawahan dan perkampungan tradisional berikut keindahan kota Mamasa. Di sini pengunjung dapat berkemah dan juga sudah tersedia kios serta toilet.
5. Rumah Adat Mamasa
Rumah Adat Mamasa menjadi salah satu potensi penunjang Desa Wisata Tondok Bakaru, yang mana terdapat salah satu perkampungan tradisional di Dusun Tondok Bakaru dan Dusun Tusan yang menjadi tempat sejumlah Rumah Adat Mamasa, mulai dari Banua Bolong (Rumah Hitam), Banua Sura (Rumah Ukir) dan beberapa rumah adat lainnya yang masih dilengkapi dengan lumbung atau “Alang”.
Sejumlah warga di Desa Tondok Bakaru masih memberlakukan proses tanam dan panen padi secara tradisional dengan menggunakan padi lokal. Panen dan tanam padi secara tradisional ini menjadi salah satu potensi daya tarik wisatawan.
6. Kuliner dan Souvenir
Ada beberapa kuliner yang dapat dinikmati wisatawan jika berkunjung ke Desa Tondok Bakaru, diantaranya adalah Kopi Adelways, Keripik Sayur Lokal, Leong Beras Ketan dan Ikan dan Masakan Siput Sawah. Kopi Adelways merupakan kopi asal Mamasa yang dikemas oleh masyarakat di desa Tondok Bakaru. Selain dapat dinikmati disana, pengunjung juga dapat membawa pulang sebagai oleh-oleh.
Souvenir yang menjadi khas di desa wisata ini antara lain Ukiran Mamasa, Tenun Tradisional, Olahan Minyak Jelantah, Gantungan Kunci dan Anyaman Rotan dan Bambu, serta Kerajinan Okulele.
Sejumlah pemuda desa telah melakukan produksi sejumlah souvenir dengan tema ukiran Mamasa mulai dari bingkai foto, gantungan kunci, miniatur Rumah Adat Mamasa dan asbak ukiran.
7. Komunitas Seni
Desa Wisata Tondok Bakaru telah memiliki sejumlah komunitas sanggar seni tradisional yang dimotori oleh sejumlah pemuda desa. Sanggar seni ini sudah tampil di beberapa kegiatan baik di tingkat Kabupaten, Provinsi, hingga ke tingkat Nasional. Adapun nama-nama sanggar seni yang ada di desa wisata ini adalah Sanggar Seni Pa’kondo, Sanggar Seni Makaram’, Sanggar Seni Tusan (Musik Bambu dan Tari), dan Sanggar Seni Wai Sapelelan.