Banda Aceh – “Thogam, ‘Tho’ itu artinya anak/cucu dan ‘Gam’ berasal dari kata Agam artinya putra/laki-laki, itu adalah panggilan dari Kakek, yang artinya anak cucu putra kesayangan”, ucap pemuda bernama Redha Rahmatillah ketika ditanya tentang mengapa dipanggil Thogam.
Sejak sekolah di SMA Negeri 1 Blangpidie, Thogam sudah aktif dalam berbagai macam kegiatan sosial, hal ini kemudian berlanjut ketika menjadi mahasiswa di UIN Ar-Raniry dengan mengambil S1 jurusan Pemberdayaan Masyarakat Islam. “Jiwa saya memang kesitu”, ucap pemuda berumur 29 tahun ini.
Kegiatan sosial sudah banyak dilakukan, seperti tahun 2011 Thogam melakukan kegiatan penyaluran bantuan dan trauma healing bagi anak-anak yang terkena bencana di Aceh, hal itu dilakukan dalam rangka memulihkan kesehatan mental anak, caranya adalah dengan membuat permainan (games) sambil belajar sehingga anak-anak selain terhibur namun tetap termotivasi untuk tetap belajar. Selain itu semasa kuliah Thogam sering mengunjungi Gampong Jawa dan bermain dan belajar bersama anak-anak pemulung, hal itu sebagai bentuk pengenalan dan belajar beradaptasi bersama masyarakat ucapnya.
Perhatian Thogam yang besar terhadap anak-anak dan pemuda mengantarkannya mendirikan LSM GeMPA pada tahun 2016 (Generasi Muda Peduli Aceh) bersama teman-teman di Banda Aceh yang terdiri dari berbagai bidang, yaitu bidang pendidikan, kesehatan, dan lingkungan. Tujuan LSM GeMPA didirikan adalah membentuk karakter pemuda yang berjiwa sosial inovatif serta mandiri. Masyarakat yang disentuh terutama adalah anak-anak dan pemuda.
Pada bidang pendidikan bersama rekan-rekannya di LSM GeMPA, Thogam membuat pojok baca bagi anak-anak yang ditempatkan di beberapa titik di Provinsi Aceh, sedangkan pada bidang lingkungan Thogam menggerakkan masyarakat dan pemuda untuk menghijaukan dan membersihkan lingkungan. “Pertama yang dilakukan adalah sosialisasi terhadap anak-anak mengenai pentingnya lingkungan, setelah itu kita mengajari mereka untuk membuat ‘Grafik Pohon’, hal itu untuk mengetahui sejauh mana komitmen anak-anak dalam menjaga lingkungan di sekitarnya”.
Dukungan masyarakat sangat antusias terhadap LSM GeMPA dan untuk saat ini akan melaksanakan ‘Banda Aceh Gleeh’, yaitu mengajak masyarakat membersihkan lingkungan pantai dan mendirikan Bank Sampah di beberapa tempat di Gampong. Harapannya adalah agar para pemuda di Banda Aceh peduli terhadap lingkungan dengan membuat Bank Sampah dan minimal ada kesadaran dari pemuda tidak membuang sampah sembarangan.
Upaya Thogam untuk memberdayakan masyarakat tidak terbatas di Banda Aceh saja, adapula Aceh Barat Daya, Bandung, hingga kampung Pare yang terletak di Kediri, Jawa Timur.
Kediri, Jawa timur misalnya, tempat Thogam bersama rekan-rekan mendirikan Komunitas Laskar Pengajar Indonesia (LPI), yaitu komunitas yang terdiri dari pengajar yang merupakan pelajar di Kampung Inggris dan notabene datang dari berbagai daerah di Indonesia. Pendirian komunitas Laskar Pelajar tersebut diperuntukkan sebagai pendidikan bagi anak-anak di lingkungan bekas lokalisasi Gedang Sewu.
Tujuan didirikannya komunitas ini untuk ikut serta dalam upaya mencerdaskan anak bangsa. Laskar Pengajar membentuk Rumah Baca Laskar Pengajar di gedung sosial Gedangsewu. Tempat tersebut dijadikan sebagai perpustakaan dan ruangan belajar untuk anak-anak TK hingga SMA. Saat ini LPI tidak hanya aktif di Kediri saja, namun juga di Yogyakarta dan Makassar. Serta mulai tahun ini rencananya Thogam akan memperluas LPI di sekitar provinsi Aceh.
Antusiasme masyarakat terhadap kegiatan sosial Thogam bersama rekan-rekannya selalu mendapat sambutan yang sangat positif, hal ini terbukti dengan banyaknya relawan yang bersedia mengikuti kegiatan sosial Thogam dan tetap berlanjut hingga sampai saat ini. “Ada hadis yang mengatakan sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi sesama, itulah motivasi saya melakukan hal ini, saya juga selalu menyemangati kawan-kawan agar kegiatan ini terus berlanjut meskipun saya (sebagai Ketua) tidak ada di tempat”, ucap Thogam saat bercerita mendapat Beasiswa S2 dari Kementerian. sosial di STKS Bandung.
Kegiatan sosial Thogam yang didukung oleh masyarakat luas, mendorong Thogam untuk menjadi calon legislatif di DPRK Banda Aceh. Saat ini Thogam didukung oleh masyarakat untuk menjadi anggota DPRK Banda Aceh melalui Partai Gerindra Dapil 5 Kecamatan Meuraxa dan Kecamatan Kutaraja.
Saat ditanya mengenai alasan Thogam menjadi Caleg karena merasa harus lebih banyak mendengarkan aspirasi masyarakat dalam aspek yang lebih luas. “Misi saya adalah mendengarkan aspirasi masyarakat dalam aspek yang lebih luas apakah itu masyarakat nelayan, pemberdayaan perempuan, UMKM, dan lain-lain, selain itu harus berkelanjutan agar masyarakat bisa mandiri secara ekonomi”
“Dekan saya pernah berpesan” ucap Thogam, “bahwa apapun yang engkau lakukan Thogam, lakukanlah dengan Ikhlas, insyaAllah selalu ada jalan keluarnya”.
“Saya juga berpesan kepada anak-anak muda, sekecil apapun yang kita lakukan, terus lakukan yang positif, jangan pantang menyerah, tetap istiqamah, karena apa yang kita lakukan positif, maka hasilnya akan positif, dan saya sudah membuktikan hal itu”.
“Berani hidup tak takut mati, takut mati jangan hidup, takut hidup mati saja, hidup sekali hiduplah yang berarti” Ucap Thogam terkait prinsip dan pesan hidup yang ingin dibagikan kepada generasi anak-anak muda selanjutnya.